Perbandingan Rangka kayu dan baja ringan - Material Kayu dan Baja ringan, tentunya menjadi material yang paling banyak dipilih dalam kebutuhan kontruksi atap. Dimana, kualitas dan ketahanan kedua material tersebut mampu menahan beban kontruksi atap yang baik, terlebih untuk kebutuhan sementara ataupun permanen.
Rangka atap memiliki pernana penting berupa reng, kuda-kuda, gording, hingga kasau. Bahan saat ini, tentunya bukan melulu menggunakan material rangka kayu saja.
Melainkan ada berbagai alternatif pilihan yang bisa digunakan, salah satunya rangka baja ringan yang mulai populer dengan karakter yang mengikuti kondusi, dan ketersediaan bahan yang cukup tinggi.
Dengan begitu, dua material tersebut kerap menjadi perbandingan, untuk menentukan material rangka mana yang perlu dipilih.
Maka dari itu, dengan artikel ini, kita bisa membandingan kedua material tersebut dari beberapa aspek penting untuk kontruksi atap. maka dari itu, yuk simak perbandingan rangka kayu dan baja ringan berikut :
Perbandingan Rangka Kayu dan Baja Ringan
1. Perbedaan Harga dan Biaya Pemasangan
Di wilayah kota-kota besar, harga rangka baja ringan cenderung lebih murah dibandingkan dengan rangka kayu karena ketersediaannya yang lebih mudah dan efisiensi waktu pemasangannya.
Rangka baja ringan dengan spesifikasi kanal C7,5cm dan tebal 0,75mm memiliki biaya sekitar Rp160.000 per meter persegi, sementara rangka kayu mencapai Rp206.000 per meter persegi.
Misalnya, untuk sebuah bangunan dengan model atap berukuran 4x8 m², pemasangan baja ringan dapat selesai dalam 3-4 hari, sedangkan rangka kayu memerlukan waktu lebih lama, sekitar 1 minggu.
Lamanya waktu pemasangan tidak hanya
memengaruhi biaya tambahan selama proses renovasi atap tetapi juga mempengaruhi
total biaya proyek secara keseluruhan.
2. Perbandingan tingkat kuat dan Tahan cuaca
3. Perbandingan Perawatan
4. Tingkat aman dari Listrik
Kayu memang dikenal sebagai benda isolator yang tidak dapat menghantarkan listrik, sementara baja ringan adalah benda konduktor yang dapat menghantarkan listrik dengan cepat.
Oleh karena itu, penggunaan kayu sebagai rangka plafon cenderung lebih aman dari segi risiko listrik dibandingkan dengan penggunaan rangka baja ringan.
Untuk menghindari risiko kecelakaan listrik, disarankan untuk menutup sistem kelistrikan di loteng dengan pipa PVC atau mematikan listrik terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan atau pemeliharaan.
Dengan tindakan tersebut, dapat meminimalkan potensi bahaya listrik yang mungkin terjadi saat bekerja dengan rangka baja ringan atau di sekitar loteng.
Baca Juga : Kualitas 5 Jenis Kayu untuk Pagar yang Kuat dan Tahan Cuaca
5. Proses Pemasangan Atap
Pemasangan rangka atap kayu memang membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan baja ringan. Namun, keuntungannya adalah hampir semua tukang bangunan di Indonesia memiliki keterampilan untuk melakukannya.
Di sisi lain, baja ringan lebih mudah dalam proses pemasangannya karena sudah dirakit terlebih dahulu, tetapi tidak semua tukang bangunan memiliki keterampilan untuk melakukannya.
Dengan demikian, sementara waktu pemasangan
lebih efisien dengan baja ringan, kemampuan tukang bangunan dalam menginstalnya
dapat menjadi faktor penentu dalam memilih antara kedua jenis rangka atap
tersebut.
6. Perbandingan Terhadap Lingkungan
Material kayu diperoleh dengan cara menebang pohon, yang pada akhirnya mengakibatkan penyusutan persediaan pohon yang semakin menipis dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, baja ringan dibuat dari berbagai bahan dasar yang masih tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
Namun, jika dilihat dari perspektif keberlanjutan, kayu lebih ramah lingkungan dibandingkan baja karena terbuat dari material organik.
Proses pembuatan baja, terutama jika menggunakan teknologi konvensional, memiliki potensi untuk mencemari lingkungan.
Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan pilihan antara kayu dan baja ringan, faktor keberlanjutan juga harus dipertimbangkan secara serius.
Ketahui Sebelum Menggunakan Rangka Keduanya
Renovasi atap menjadi suatu keharusan ketika terjadi kerusakan demi menjaga keamanan rumah dan penghuninya. Namun, agar tidak melebihi budget yang tersedia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah bentuk dan rancangan atap, dimana biaya renovasi akan tergantung pada pilihan bentuk atap dan rancangannya. Kini, tersedia beragam bentuk atap seperti atap limas, atap pelana, atau atap standar, yang harus dipilih sesuai dengan konsep hunian.
Kedua, pemilihan material atap juga penting. Pilihlah material dengan harga terjangkau namun tetap berkualitas dan awet untuk menghindari kerusakan yang memerlukan biaya perawatan tambahan.
Terakhir, penting untuk memilih tukang yang ahli dalam renovasi atap. Tukang yang berpengalaman akan memastikan kelancaran proses renovasi dan menghindari perbaikan ulang dalam waktu dekat.
Dengan memperhatikan ketiga hal ini, renovasi atap dapat dilakukan dengan efisien sesuai dengan budget yang dimiliki
Jadi, Rangka mana yang akan digunakan?